Hati riang gembira begitu jaket dalam kemasan plastik besar itu saya buka. Ukurannya benar L, namun sedikit aneh karena ukuran lengan yang pas namun ukuran bawah menggantung. Saya sempat berpikir apakah XL adalah ukuran badan saya sekarang, atau memang modelnya didesain demikian.
Entahlah.
Namun tawa kebahagiaan itu lekas terhenti karena saya sadar diri sedang berada di ruang kerja. Ya, saya sedang bekerja dari kafe, salah satu cabang Couvee terbesar di Yogyakarta. Mana lagi kalau bukan Couvee Sagan.
 |
Beranda cafe BRI x Couvee |
 |
Papan nama BRI x Couvee |
 |
Terdapat ATM membuat kafe ini sedikit berbeda dari kedai kopi kebanyakan |
 |
Tempat yang nyaman, bahkan di pelataran |
***
Spot Nongki dari Sore ke Malam Hari
Sebagai kafe Couvee terbaru di Yogyakarta, Couvee Sagan menempati bangunan Rumah Kreatif BUMN BRI Yogyakarta. Alhasil kedai ini pun memiliki nama yang merepresentasikan kedua belah pihak: BRI x Couvee Sagan.
Couvee Sagan secara lokasi sangat strategis karena berada di kawasan elit Kota Yogyakarta. Dengan merombak bangunan lawas Rumah Kreatif, Couvee Sagan jadi begitu besar. Menggunakan konsep galeri, selain kedai kafe, di sini pengunjung bisa berkonsultasi seputar layanan bank BRI, melihat galeri pameran produk UMKM di Yogyakarta, berdiskusi ria baik di luar atau dalam ruangan. Di luar ruangan, pelataran kafe pun memiliki meja, kursi, dan colokan. Pohon-pohon besar membuat kawasan ini teduh dan cocok untuk nongki dari sore ke malam hari.
 |
Konter atau bar terletak persis di depan pintu masuk |
 |
Area lantai 1 sisi utara |
 |
Suasana ruang kerja di lantai 1 |
 |
Mahasiswa dan buruh bekerja dalam satu meja |
 |
Area lantai 1 sisi selatan |
 |
Berbagai busana karya desainer kenamaan Jogja |
 |
Tersedia pula meja layanan bagi nasabah BRI |
Lantai 2 secara khusus tersedia dua ruang rapat karena memang kafe ini mengusung konsep coworking space. Konsep ini memang pada dasarnya menjadi solusi bagi generasi milenial yang mudah cepat bosan ketika bekerja di kantor, apalagi dengan meja kubikel. Dengan ruang kerja bersama, setiap orang bisa bebas khawatir dari rasa terisolasi, merasa kehilangan interaksi sosial, dan bisa menjadi arena untuk mencari peluang baru. Menyenangkan.
 |
Ketika pohon ini rindang, mungkin siang hari akan ada pengunjung yang bekerja di luar ruangan |
 |
Semakin sore, area luar kian ramai muda-mudi dengan laptop mereka |
Koneksi oh ko - nek - si
Lantai 1 penuh, saya pun memutuskan ke lantai 2. Di lantai atas, suasananya pun sama: banyak orang bekerja keras meski sudah memasuki akhir pekan. Hari Jumat memang hari yang baik untuk mengurangi performa kerja, hehe.
 |
Coworking Area di lantai 2 |
Saya membuka laptop. Meski duduk bersebelahan dengan orang lain tidak berasa canggung karena toh kami sibuk dengan urusan masing-masing. Wifi tersedia, sayangnya ternyata diberlakukan pembatasan jumlah koneksi sehingga perangkat akan kesulitan terhubung ke jaringan. Sekalinya terhubung, koneksi internet di sini terlampau sangat payah. Menurut saya sih ini di bawah standar kedai Couvee yang lain. Mungkin efek kerjasama dengan bank BUMN, menempati bangunan lama tanpa melakukan pembaruan kapasitas internet yang memadai. Padahal di lantai dua lah ruang rapat tersedia.
Kualitas Terjaga
Seperti biasa, saya menjadikan red velvet sebagai tolak ukur kualitas. Dari Couvee Malioboro, Couvee Jakal, hingga Couvee Seturan, semua cabang Couvee tetap bisa menjaga kualitas minuman favorit saya ini. Dari takaran bubuk red velvet, penggunaan susu segar, hingga jumlah es yang digunakan tetap konsisten. Rasanya kental, manis, namun tidak gatal di kerongkongan. Kukis yang disajikan pun tetap renyah, tidak begitu padat juga tidak mudah remuk. Dan tentu saja di sini ada donat dari Kalis Donut, merek camilan pendamping favorit saya.
 |
Daftar menu tersedia di BRI x Couvee |
 |
Etalase menu Kalis Donut yang tersedia |
 |
Red Velvet Latte lagi-lagi jadi tolak ukur penilaian bagi saya yang tidak kuat kopi |
 |
Kalis Donut tersedia di hampir semua kedai kopi ternama di Jogja - Solo |
 |
Dekorasi burung dari kertas (origami) jadi ciri khas Couvee |
 |
Bangku saya (kiri atas) berhadapan dengan orang asing, namun tidak lagi canggung |
***
Senja pun tiba. Sorot matahari makin sirna, terhalang bangunan pencakar langit rendah khas kota ukuran menengah. Jari jemari saya sudah berhenti bekerja sedari tiga puluh menit yang lalu. Strategi work-life-balance katanya. Lid laptop pun ditutup. Meja dirapihkan, sampah kemasan kopi dibuang. Waktunya kembali ke kampung halaman.
Posting Komentar