"Aku belum pernah nyobain makan gelato nih," bujuk saya pada ciwi-ciwi GPYY, "Gimana kalo kita ke Tempo Gelato? Paling deket dari sini di Tamsis sih." Kami akan nongkrong cantik karena sayang banget, susah bertemu, sekalinya ketemu ya masa cuma buka bareng aja.
"Ke Artemy aja po?" Nanas menimpali dengan ide di tempat lain.
"Dimana tuh?"
"Deket Pasar Kranggan itu lho," sepertinya tidak asing. Oh iya, saya pernah motoran gabut keliling kota bersama Rio, dan ketimbang ke Tempo Gelato yang isinya jual gelato saja, Ia menyarankan tempat ini.
"Boleh deh," Nadya juga oke.
***
Lokasi Strategis, Suasana Nyaman
milk by Artemy tampak seperti kedai nongkrong kontemporer di Jogja pada umumnya. Tembok putih polos mendominasi dengan berbagai tanaman indoor diletakkan di penjuru ruangan. Para pramusaji menggunakan seragam khusus dengan celemek merah bertuliskan M sebagai logotype tempat ini. Terletak di Jln. Kranggan No. 58, kedai ini dijaga oleh tukang parkir dengan posisi parkir di bahu jalan. Letaknya memang strategis di pusat wisata kota, tak jauh dari Tugu Pal Putih.
Meski relatif baru, milk by Artemy sudah punya cabang di Jln. Prawirotaman 1 No. 16. Kalau tidak salah saya pernah lihat sekilas ketika sepedaan melintasi kawasan turis mancanegara itu.
 |
Tampak ruang pemesanan dilihat dari ruang utama |
 |
Selain etalase gelato, kedai ini juga menyediakan berbagai makanan ringan (dessert) |
Perabot kursi dan meja ditata apik. Ada yang tinggi, ada pula yang rendah. Banyaknya jendela, tanaman hias dan gantung, serta warna furnitur yang senada dengan lantai corak motif persegi membuat kedai ini tampak estetik dilihat dari berbagai sudut. Di beberapa sisi kedai disediakan kursi dan pernak-pernik untuk foto-foto. Beberapa meja sudah direservasi oleh pelanggan lain yang mungkin juga datang berombongan.
Ada 5 ruangan yang bisa diakses oleh pengunjung di sini: ruang pemesanan, ruang utama, ruang parfum (saya sebut demikian karena ada etalase parfum berbagai aroma), ruang perokok, dan kamar mandi. Ruang utama memang dilengkapi AC, namun kurang dingin karena memang pandemi seharusnya penggunaan pendingin udara dibatasi. Karena ruang utama menggunakan AC, maka perokok dapat menggunakan ruang khusus di sisi timur. Begitu tiba, kami memilih duduk-duduk di meja tinggi ruang utama sembari menentukan menu apa yang akan kami pilih.
 |
Meja tinggi, meja pendek, berhadapan atau menghadap luar, silakan dipilih |
 |
Ruang utama memiliki AC, namun tidak begitu dingin karena pandemi |
 |
Sebuah meja telah direservasi di ruang kedua |
 |
Kursi dan perabot ditata apik dikelilingi tanaman hias dalam ruangan |
 |
Etalase parfum berbagai aroma di ruang kedua |
Varian Rasa Beragam
Berhubung ini kali pertama saya mencicipi gelato, saya lebih banyak diam hening dalam memilih menu. Mbak-mbak pramusaji yang sudah siap dengan sendok es krim pun melewatkan saya. Wajar bingung, karena di depan saya ada 12 varian rasa gelato terpampang di balik etalase kaca. Keduabelas varian rasa ini baru sebagian kecil gelato yang dihidangkan pada pelanggan tiap harinya. Konon, milk by Artemy memiliki 25 resep gelato berbeda dan sengaja dirotasi supaya tampak berbeda. "Ada 90an sih mas sebenarnya, cuma yang dipajang tiap hari 12 biar para pengunjung tidak bosan," jawab pramusaji ketika saya menuntaskan transaksi. Selain gelato, kedai ini juga menjual berbagai macam kudapan ringan seperti panekuk, waffle, roti bakar, spaghetti, burger, kukis, hingga crepes. Untuk minuman, ada teh dari teh hijau hingga teh melati, juga kopi, cokelat, hingga susu-susuan tentunya.
Oh ya, untuk pelanggan yang ingin minum setelah haus menyantap gelato, disediakan air putih gratis dalam teko kaca besar.
 |
Buku menu milk by Artemy |
 |
Penyanitasi tangan disediakan oleh pihak kedai |
 |
Mbak-mbak pramusaji sibuk melayani pelanggan yang memilih rasa gelato dari luar |
Saya akhirnya memilih gelato rasa jeruk dan rum raisin. Dua scoop gelato ini dihargai Rp. 27.000,- (belum termasuk pajak). Pelanggan bebas memilih rasa apa saja karena memang harga ditentukan pada takaran porsi sendok es krim. Es krim ukuran kecil (1 sendok) dihargai Rp. 22.000, medium (2 sendok) Rp. 27.000, dan besar (3 sendok) Rp. 32.000. Kesemua harga itu belum termasuk PPN 10%. Awalnya saya ingin membeli yang porsi besar sekalian. Namun rentang harga yang sama-sama beda Rp. 5.000 saja, membuatnya saya urung. Andai milk by Artemy menggunakan strategi penjualan decoy effect, tentu saya ambil yang besar. 😅
 |
Pelanggan diperbolehkan mencicipi rasa gelato sebelum membeli |
 |
Duabelas pilihan rasa gelato untuk 13 April 2021, disajikan pada suhu -13 derajat celcius |
 |
Kami berlima dengan selera rasa berbeda |
Lalu, Bagaimana Rasanya?
Tampaknya gelato di sini belum benar-benar 'gelato' dalam definisi saya. Rasanya masih mirip dengan es krim standar meski teksturnya lebih lembut. Mungkin karena kandungan susunya relatif kurang, atau rasa jeruk yang lebih kuat. Tapi gelato yang saya santap ini terasa lebih padat. Untuk rasa rum dengan raisin, cocok dengan lidah saya. Anggur empuk begitu digigit. Sayangnya, suhu ruangan yang kurang dingin membuat gelato yang saya jadi cepat cair.
 |
Gelato rasa jeruk dan rum raisin yang saya pesan |
 |
Nanas berpose dengan gelato kami |
 |
Ada banyak sudut fotogenik untuk diposting ke Instagram |
 |
Mbak Eno dan Ucha berpose pada sudut kedai |
 |
Kamar mandinya pun fotogenik |
Teman-teman saya memilih rasa yang berbeda sesuai selera mereka. Mbak Eno memutuskan gelato rasa oreo campuran lemon. Baginya, rasa Oreo terlalu manis ya walau subjektif juga. "Rasa lemonnya kayak permen split zaman SD," terangnya sambil bernostalgia rasa ke masa lampau. Ucha lebih suka rasa greentea dan oreo. Tampaknya Ia berekspektasi lebih pada kedua rasa ini, "Greentea-nya b aja enggak kerasa greentea banget. Kalau Oreo sependapat sama Mbak Eno sih, kemanisan."
Beda dari kami yang memesan gelato rasa-rasa standar, Nadya yang sudah pernah ke sini membeli gelato rasa choco mint dan orange blood. "Rasanya kayak minum obat maag dicampur obat sirup anak," Nadya memang tidak berekspektasi lebih pada rasa. Ia lebih merekomendasikan Artemy sebagai tempat ngemil dessert ketimbang berburu gelato, "Tekturnya lebih mirip es krim ketimbang gelato. Cepet cair juga."
Posting Komentar