Saya baru selesai bersepeda ketika—entah mengapa, mendadak berhenti di sebuah kedai yang ramai pengunjung. Di kedai ini, ada kios Dawet Kemayu, franchise favorit saya untuk minuman es dawet. Saya pikir untuk membeli segelas es dawet tinggal nongol dan bayar di lapak, rupanya kasirnya tersentral dengan kasir kedai makan ini. Benar, saya sedang berada di warung Baso Aci Ena.
![]() |
***
"Maaf teh, pesen Paket Enak Euy satu, pake es teh ye," pesan saya serak-serak haus. Si teteh dengan sedikit lamban mengetuk menu di layar, mungkin karyawati magang. Struk tercetak, saya diminta menunggu nomor antrean dipanggil: 139 dan 142.
Saya ingat sebelum jadi warung Baso Aci Ena, sebelumnya tempat ini adalah kedai Roti Bakar Manahan. Dulu saya pernah singgah untuk rapat KKN berangkat ke Kalimantan. Sayang, pandemi melanda sehingga kedai roti bakar tutup. Dan sekarang digantikan Baso Aci Ena.
![]() |
Kedai Baso Aci Ena khas Garut di utara Fakultas Teknik UNY |
![]() |
Beranda warung Baso Aci Ena khas Garut |
![]() |
Ada 18 meja kapasitas 4 orang tersedia di kedai ini |
Sepuluh menit menunggu, akhirnya pesanan saya datang. Semangkuk bakso aci di hadapan dengan kuah yang masih mengepulkan uap. Untuk porsi Paket Ena Euy yang saya pilih, di dalamnya terdapat 4 bakso aci, 1 bakso tahu atau siomay, 1 bakso kecil, 2 cuanki tahu, 1 cuanki lidah, 1 sukro, dan 5 gurilem. Paket ini seharga Rp. 14.000,- saja. Untuk minuman, standar saja saya ambil es teh. Tak lama setelah bakso aci tiba, es Dawet Kemayu yang saya pesan juga disajikan.
Saya pernah menyantap bakso aci beberapa kali. Kuliner yang notabene diklaim khas Bekasi ini saya coba pertama kali setelah pindah kos ke Condongcatur. Waktu itu pesan secara daring sehingga kuah dengan lauk dipisah. Sayangnya karena pesan antar, kuahnya keburu tidak panas lagi sehingga bakso aci yang saya lumat sedikit keras. Maklum saja, musim hujan.
Rupanya menikmati bakso aci lebih enak ketika makan langsung di tempat. Kuliner khas Garut yang konon lebih enak disantap dengan ceker ayam ini memiliki kuah yang sangat kental namun tidak begitu berminyak. Satu dua sendok kuah saya icipi terlebih dahulu. Saya memang biasa mencicipi rasa asli kuah makanan apapun sebelum akhirnya dibumbui dengan bubuk cabai, saus, kecap, dan cuka. Irisan daun bawang dan seledri yang jumlahnya tidak tanggung membuat rasa rempah dalam kuah semakin kuat. Tidak lupa saya memeras jeruk limau untuk menambah kesegaran dalam kuah.
![]() |
Paket Ena Euy dan es teh yang saya pesan |
![]() |
Bakso aci tersaji di hadapan |
![]() |
Saya menambah saus, bubuk cabai, kecap, perasan jeruk limau, dan sedikit cuka untuk memperkaya rasa |
Ada cuanki tahu dan cuanki lidah saya tenggelamkan dalam kuah terlebih dahulu. Keduanya adalah kerupuk goreng sehingga akan lebih nikmat apabila dibuat lembek. Begitu pula dengan butiran-butiran sukro dalam mangkuk.
Dalam sekali suapan, saya langsung jatuh cinta. Entah dengan bumbu tambahan yang tersedia di sudut meja maupun hanya dengan kuah asli racikan aa' teteh di dapur, Baso Aci Ena di sini enggak bercanda enaknya. Sebagai orang dengan kecepatan kunyah yang lambat, justru momen saat ini benar-benar berharga untuk eksplorasi lidah saya.
***
Varian paket bakso aci di warung Baso Aci Ena ini saya rekomendasikan. Tempat yang luas dengan 18 meja berkapasitas 4 cocok untuk makan bareng kawan sejawat. Tempatnya bersih, nyaman, tempat parkir untuk motor relatif cukup, tersedia toilet dan musola juga. Sayangnya, banyak pengamen silih berganti mencari rupiah di sini. Selama saya di warung ini (kurang lebih 30 menit), sudah ada 2 pengamen yang bernyanyi lagu-lagu familier dengan aransemen mereka.
![]() |
Banyaknya irisan daun bawang ikut memperkuat rasa, saya suka |
Lalu untuk Dawet Kemayu, saya tidak menyarankan untuk membeli di tempat ini. Sebagai waralaba, seharusnya pemilik cabang konsisten dengan resep yang sudah ditentukan untuk konsistensi rasa. Dawet Kemayu yang saya kenal sangat enak di tenggorokan dan tidak gatal karena menggunakan fiber creme. Dengan harga yang sama, es dawet di sini mengganti resep fiber creme dengan santan dan gula jawa yang dicampur dalam jumlah berlebihan. Kapok deh.