Tolak RUU Omnibus Law, Buruh Asal Yogyakarta Gowes Pit Dhuwur ke Jakarta

"Meskipun mengendarai sepeda ini lebih melelahkan, kita coba menarik simpati masyarakat."

Karawang - Empat buruh asal Yogyakarta nekat pergi ke Jakarta menggunakan sepeda. Bukan sepeda biasa yang mereka gowes, melainkan pit Dhuwur atau sepeda jangkung dengan tinggi hampir dua meter. Hal tersebut mereka lakukan demi menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Sudah empat hari empat malam, Fajar Setyo Nugroho, Johan Ferdian Juno, Pepe Hidayat dan Riko Lesmana menahan lelah dan pegal demi ikut aksi protes di Gedung DPR, Kamis (16/7) nanti.

"Meskipun mengendarai sepeda ini lebih melelahkan, kita coba menarik simpati masyarakat. Sepeda ini kami rakit secara khusus ," kata Fajar Setyo, kepala rombongan saat ditemui detikcom di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Karawang, Senin (13/7/2020).

Pantauan detikcom, aksi Fajar dan tiga kawannya menyita perhatian masyarakat. Saat melintas di Kabupaten Karawang, tak sedikit pengendara yang melihat bahkan merekam empat sepeda yang tinggi tersebut.

Fajar menuturkan, memilih sepeda tinggi untuk aksi protes bukan tanpa alasan. Menurut dia, bersepeda tak harus melulu menggunakan sepeda pabrikan yang harganya kini sedang mahal. "Kita ingin buktikan bahwa sepeda tinggi rakitan juga bisa dipakai jarak jauh," tutur Fajar.

Ia bercerita, sepeda tinggi dirakit menggunakan bahan-bahan bekas. Frame atau batangnya dibuat dari rongsokan bekas sepeda tua yang menumpuk di tukang rongsok. "Kita memanfaatkan bahan yang ada untuk mengurangi limbah juga," tuturnya.

Meski sebagian part sepeda terbuat dari barang bekas, menurut Fajar, sepeda tinggi tetap nyaman dipakai. "Setelah menggowes kurang lebih 500 kilometer, kita tak menemui kendala berarti. Bahkan tak pernah sekalipun ban sepeda kami bocor," ujar dia.

Bahkan, kata Fajar, masyarakat kerap mengapresiasi aksi gowes Jogja-Jakarta. Tak sedikit masyarakat yang memberi makan atau minum. "Di setiap kota yang kami lintasi, banyak kawan-kawan serikat buruh yang berempati. Untuk makan atau tidur kami tak khawatir," tutur Fajar.

Fajar menuturkan, setibanya di Jakarta, mereka bakal ikut aksi protes. Sebab, ia mendengar informasi, jika tanggal 16 nanti Omnibus Law RUU Cipta Kerja bakal disahkan saat sidang paripurna.

"Kita harus sampai di Jakarta karena tanggal 16 rencananya DPR akan menggelar sidang paripurna. Saat sidang itu, kabarnya Omnibus Law bakal disahkan," kata Fajar.