Membaca Pesan dari Kawan
Sore hari di Wates ini, tumben-tumbennya hawa mendung adem menyelimuti. Biasanya sore hari saya tetap merasa panas seperti biasanya. Secangkir cokelat panas menemani saya melakukan transkrip wawancara yang baru saja saya lakukan. Huff ... saya menghela nafas, ‘Panjang banget sih sekalinya wawancara!’
Ya, selama KKN memang saya paling rewel soal kualitas masakan anak-anak. Maaf kalau menyinggung hasil jerih payah masakan kalian. Karena besar di lingkungan keluarga yang mengharuskan anak laki-laki harus bisa memasak, akhirnya saya sajian menu makan seharian terbaik untuk kawan-kawan. Minimal bergizi, variatif, dan seimbang. Karena kalau sakit, siapa juga yang repot?
Yang paling berkesan adalah masakan pada saat seminggu sebelum penarikan. Rivy memuji beef teriyaki racikan saya, Sedya, dan Selma, “Sumpah ini makanan termewah yang pernah gue makan selama KKN.” Bahkan Rivy sampai terharu mengunyahnya, ya walau sebenarnya dagingnya masih kurang empuk sih.
“Jooo .. ayo semangat! Kamu pasti cukup kuat buat ga bunuh diri .. kasihan ibumu kalau kamu bunuh diri .. Terus terang aku sedih bgt pas denger kamu udah sampe ngeren-canain tempat bunuh diri. Aku tahu & paham, masa lalumu”
Saat mengambil lembar panduan wawancara, sebuah amplop koyak jatuh—bibirnya sudah robek, isinya berhamburan. Ya, pesan-pesan dari teman-teman KKN saya masih saya simpan meski tidak becus penyimpanannya. KKN memang sudah selesai. Sayang sekali kami antar kru KB-001 tidak lagi intens berkomunikasi. Kami hanya saling membalas pesan apabila ada yang memantik percakapan di WhatsApp, atau membalas cerita yang dibagikan di Instagram. Kangen? Tentu. Meski hanya 50 hari saja kami di Kalimantan, sudah banyak kisah tertoreh: mulai dari awal disambut di kantor kecamatan, tidur di wisma Camat, hingga berebut antrean kamar mandi yang airnya hampir selalu habis.
Saya kembali baca pesan-pesan itu, satu per satu sebelum mengarsipkannya pada amplop usang yang semula ditempel pada dinding dapur pondokan. ‘Jojo’, begitu amplop itu tertulis. Nama yang mudah diingat, mengandung perulangan kata. Saya putar lagu Porter Robinson - Shelter melalui Spotify di laptop. Lalu, apa saja pesan mereka ...
Saya kembali baca pesan-pesan itu, satu per satu sebelum mengarsipkannya pada amplop usang yang semula ditempel pada dinding dapur pondokan. ‘Jojo’, begitu amplop itu tertulis. Nama yang mudah diingat, mengandung perulangan kata. Saya putar lagu Porter Robinson - Shelter melalui Spotify di laptop. Lalu, apa saja pesan mereka ...
“Jojo .. Semoga anda tidak sakit karena kehujanan .. Semangat ..”Kehujanan? Oh iya. Awal-awal di Samalantan, kami mendapatkan undangan untuk hadir dalam acara halal-bihalal dengan Bupati di desa sebelah. Berangkat memang naik mobil. Karena sumpek, pulangnya saya memutuskan untuk berboncengan motor milik Bang Jeff dengan Ifan. Sialnya malam itu hujan, Ifan pun rabun sehingga tidak bisa mengemudikan motor dengan benar. Trek yang berat, mesin mati, bensin habis di tengah jalan. Untung ada Canting dan Angga yang mengekor kami di belakang. Well, momen berkesan. Ponsel jadul saya hang selama satu minggu kemudian.
“Hae Jojok, habede yak! Semoga makin sehat mindahin gigi Supra X. Tak tunggu kamu di surat suara Pilkada Walikota.”Haha, sepertinya saya kenal ini siapa. Dia satu-satunya anak dari klaster medika di tim kami. Mungkin pesan ini ditulis pada saat saya dan dia berbelanja pertama kalinya ke kecamatan. Ya, hujan kembali mendera. Saya pun belum lancar memindahkan gigi motor bebek kala itu: rantainya kendur. Sial, tanggal lahir saya terekspos ~
“Kamu kenapa e Jo? Ayo semangat atuh. Cheer Up!”
“Jojo juno ... Jangan unmood lagi heu ... Maaf ya kalau ada salah, semangat kuliah yaa. Thanks fotografer tums! <3 Yemims”
“Semangat berprogram ^_^ <3 you”Enggak mood? Iya, pernah untuk beberapa hari. Selain karena saya bertanggungjawab atas dua program besar klaster, sepi dan susah sinyal di Tumiang membuat saya berkontemplasi lagi atas tujuan hidup. Ya, tentang who am I? What I’m going to do? Apalagi Tumiang di malam hari benar-benar sunyi, bertabur bintang, dan tidak ramai kehidupan. Momen yang tepat untuk merenungi makna kehidupan.
“Juno? Kamu harus menjadi manusia yg tidak too individualis (at least in my opinion). Bcs u anak Soshum OKOC <3 moga sll sehat ya!!! Smngt!!!”Sepertinya pesan ini dari anak Jakarta Selatan simpatisan Sandiaga Uno.
“Jojo! Ayo sholat bareng!”Selama KKN, saya memang enggan solat subuh berjamaah. Selain karena enggan dijadikan imam meski hafal 4 juz dan lupa-lupaan, solat berjamaah tidak membantu saya mengembalikan ingatan atas ayat-ayat yang pernah dihafal.
"Halo, Jojo! Jojo sudah punya anak di Tumiang :( Jojo akan menjadi Bapak yang punya anak tapi mulai dari 0, uhuk. Semangat semoga stok celana aman. Nnti klo habis lagi masa pake daun pisang :(“Payah memang! Selama 50 hari KKN, saya hanya membawa dua potong celana saja: satu training dan satu bahan. Iya, seharusnya celana yang dibeli untuk Idul Fitri dibawa, tapi kelupaan.
“Jojooo ... Makasih ya udh jd partner tinggal 2 bulan ini ... Makasih jg udh nemenin/ngan-terin pas aku ada perlu .. Tetep semangat & stay strong ya :) Sampai ketemu lagi ya ...”Hehe, aku juga suka jalan-jalan kok. Mumpung bensinnya dapat reimburse.
“Two words to describe you: analitis CHEF. Semangat!”
“Jojo .. Tengkyu udah berpiket ria hari ini ... Semangat teros ... huehue”
“Jojo ... Jumat besok kamu harus masak wqwqwq”
“JUNO. CHEF JUNO: Satu-satunya cowok ter rajin masak di tumiang! Bersyukur banget dah punya stok cowo kek kamu di tumiang wkwk. GWS KAMERANYA: GWS ya buat kameranya yemim huhu. semangat juno, km pasti bisa nyervisin! BEST PIKET PARTNER: Ga nyesel sumpah sekelompok piket sm juno. wkwk kayanya kita menjadi contoh tim piket yang baik. Ter-kompak. Ter nggak ngilangan. Ter-niat kalo masak. BYE! Selamat menempuh semester 7 ya. Semoga dilancarkan dalam segala hal. May lord bless and keep you!”Kamera rusak ya? Beres, servis cuma Rp. 100.000 saja.
Ya, selama KKN memang saya paling rewel soal kualitas masakan anak-anak. Maaf kalau menyinggung hasil jerih payah masakan kalian. Karena besar di lingkungan keluarga yang mengharuskan anak laki-laki harus bisa memasak, akhirnya saya sajian menu makan seharian terbaik untuk kawan-kawan. Minimal bergizi, variatif, dan seimbang. Karena kalau sakit, siapa juga yang repot?
Yang paling berkesan adalah masakan pada saat seminggu sebelum penarikan. Rivy memuji beef teriyaki racikan saya, Sedya, dan Selma, “Sumpah ini makanan termewah yang pernah gue makan selama KKN.” Bahkan Rivy sampai terharu mengunyahnya, ya walau sebenarnya dagingnya masih kurang empuk sih.
“Jooo .. ayo semangat! Kamu pasti cukup kuat buat ga bunuh diri .. kasihan ibumu kalau kamu bunuh diri .. Terus terang aku sedih bgt pas denger kamu udah sampe ngeren-canain tempat bunuh diri. Aku tahu & paham, masa lalumu”
Semoga ini bukanlah epilog.
Posting Komentar