Secuil Sejarah di Pantai Hongaha
Pantai Hongaha adalah satu dari pantai indah di Wakatobi. Dengan pasirnya yang putih dan selembut tepung terigu, pantai yang terletak di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara ini rupanya memiliki kisah sejarah yang tak kalah unik. Cerita seputar pengeboman kapal perang Jepang pada saat Perang Dunia ke-2 dan bekas pelabuhan yang ramai pada tahun 1990an sampai 2004 adalah beberapa diantaranya. Di sini para pengunjung dapat menikmati pantai dengan berenang. Tak jauh dari pantai Hongaha, pengunjung dapat melihat bangkai kapal perang Jepang dengan ber-snorkeling sejauh 60–70 meter dari bibir pantai.
Kisah dibalik bangkai kapal perang Jepang terjadi sekitar tahun 1943 ketika Perang Dunia ke-2 masih berkecamuk dan Indonesia menjadi salah satu medan pertempuran antara Sekutu dengan Jepang. Pada saat itu, Jepang yang telah mengalami kekalahan berlari bersembunyi dari kejaran Sekutu. Salah satunya adalah sebuah kapal perang yang kini sudah tenggelam di perairan Hongaha. Awalnya kapal perang ini mencari persembunyian dan meminta bantuan di Tongano, Usuku. Namun, masyarakat Tongano menolak dan beralasan bahwa tempat ini mudah dilihat oleh musuh sehingga pergilah kapal perang Jepang itu ke Pantai Hongaha.
![]() |
Pohon kelapa melintang di garis pantai Hongaha |
Berbeda dengan respon masyarakat Tongano, warga Kulati membantu tentara Jepang untuk menyembunyikan kapal mereka. Kapal tersebut ditutupi dengan bambu-bambu dan daun-daun kelapa agar tidak ketahuan Sekutu. Selama tiga hari kapal tersebut berlabuh dan ditutupi, pesawat Sekutu yang berpangkal di Australia terus mengintai dan berpatroli secara bergantian mencari lokasi di mana kapal perang Jepang itu berada. Setelah tiga hari, daun-daun kelapa yang digunakan untuk menutupi kapal semakin mengering sehingga Sekutu dapat mengetahui keberadaan kapal perang tersebut.
Tak butuh waktu lama setelah ketahuan, pesawat Sekutu kemudian datang dan mengebom kapal perang Jepang tersebut. Masyarakat Kulati pun buyar dan harus bersembunyi di gua-gua yang terbatas jumlahnya. Rupanya Desa Kulati turut menjadi sasaran pengeboman oleh Sekutu dan menyebabkan masyarakat Kulati kehilangan tempat tinggal.
![]() |
Pantai Hongaha dilihat dari Tebing Sampa-sampalu |
Pantai Hongaha punya cerita lain pada tahun 1990-an sampai dengan tahun 2004. Dalam periode ini, Pantai Hongaha ramai digunakan oleh para pelaut untuk berlabuh. Kapal-kapal besar berisi rempah-rempah dari Indonesia timur dan barang-barang pecah belah dari Jawa siap yang dikirim dalam jumlah besar biasa berlabuh di Hongaha. Kini, Pantai Hongaha yang namanya berasal dari Pohon Honga menyimpan berbagai cerita. Peristiwa pengeboman saat Perang Dunia ke-2, keramaian pelabuhan pada tahun 1990-an, hingga ketenangan dari Pantai Hongaha saat ini menjadi mesin waktu yang siap dijelajahi. Keberadaan bangkai kapal yang dapat dilihat jelas saat snorkeling adalah keunikan yang jarang ditemui di pantai-pantai lainnya.
Posting Komentar