Menyapa Kekasih di Tebing Ampombero
![]() |
Tebing Ampombero terletak di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi. Tebing ini adalah deretan tebing panjang tempat melihat pemandangan laut Banda yang wajib disambangi bagi pengunjung Desa Kulati karena keindahannya. Di sekitar tebing ini, para pengunjung dapat memancing juga snorkeling. Selain alamnya, terdapat sejarah menarik di mana dulu masyarakat Kulati biasa berdiri di sepanjang Tebing Ampombero dan melambaikan tangan kepada para pelaut yang akan berlayar.
Keindahan pemandangan dari Tebing Ampombero bisa dinikmati baik dari atas maupun bawah. Apabila berdiri di atas tebingnya, pantai-pantai seperti Hongaha dan Te’e Timu, bank ikan, dan gradasi warna laut dapat terlihat jelas. Mengintip dari atas tebing, terlihat ikan-ikan yang berenang di samping Tebing Ampombero. Terdapat jalan yang bisa ditempuh untuk menuruni Tebing Ampombero untuk menikmatinya dari bawah. Di bawah, para pengunjung dapat memancing di kaki tebing yang dinamai dengan Tonua Monabu. Terdapat ikan katamba, bubara, dan kerapu merah yang siap dipancing dari atas batu besar yang berada di pinggir laut biru.
![]() |
Kekayaan ekosistem bawah laut tiada duanya |
Tidak jauh dari Tebing Ampombero, wisatawan dapat snorkeling di Karang Ampombero. Tidak hanya karangnya yang terawat dan terlalu indah, terdapat beragam komoditas spesies ikan dengan jumlah yang banyak. Hal tersebut lumrah karena di sinilah letak bank ikan — wilayah di mana pengambilan hasil kekayaan laut sangat dibatasi dan harus ramah lingkungan.
Kata Ampombero sendiri berarti melambaikan tangan yang mana memang ramai pada tahun 1990an sampai dengan tahun 2004. Tebing Ampombero digunakan sebagai tempat para masyarakat Kulati mengucapkan salam kepada keluarganya yang melaut dengan cara melambaikan tangan. Berbeda dengan kondisi sekarang, pada saat itu banyak pedagang yang berlayar dari Jawa ke Indonesia Timur dan menjadikan Desa Kulati sebagai salah satu tempat transit. Kapal-kapal perdagangan biasa berlabuh di Pantai Hongaha. Apabila hendak berlayar, maka warga akan menyusuri Tebing Ampombero. Melihat keluarga atau kekasihnya yang hendak pergi berlayar, para warga Desa Kulati berdiri dan melambaikan tangan, sehingga disebut dengan Ampombero.
![]() |
Tebing Ampombero masih sangat alami |
Peristiwa melambaikan tangan dan mengucapkan perpisahan kepada para pelaut adalah saat yang sangat penting pada waktu itu. Karena ketiadaan teknologi informasi yang kini kita miliki, para keluarga dan kekasih yang ditinggal berlayar tidak tahu keberadaan dan nasib para pelaut. Terkenal pula Taria, paranormal yang meramalkan di mana keluarganya sekarang dan kapan kembali. Sehingga peristiwa melambaikan tangan ini sangat bermakna bagi masyarakat Kulati.
Maka, di Tebing Ampombero inilah anda dapat menikmati keindahan alamnya sebagaimana masyarakat desa Kulati pada jaman dahulu yang melihat keluarga atau kekasihnya kembali dari lautan.
Posting Komentar