Tapi Boleh Dicoba: Ayam Mekdi Rumahan Ala Jatinangor Coffee

Rasanya 95% mirip dengan ayam goreng tepung pedas buatan restoran ternama. Sayang masih kurang pedas buat saya.

Jatinangor Cafe ngetren belakangan ini. Dia memang tipikal kafe biasa di Jogja: tembok putih, dekorasi tanaman dalam pot, plang nama lightbox putih, menggunakan pekarangan sebagai tempat nongkrong, namun dengan area yang jauh lebih sempit dari kafe kebanyakan. Kafe ini menempati rumah biasa di area Pogung Baru, tapi disulap sedemikian ciamik dan nyaman menjadi tempat makan.

Tempat makan? Iya, karena menu yang populer di sini bukanlah kopi-kopian. Justru yang menjadi sorotan adalah ayam gorengnya. Tahu ayam goreng spicy mekdi? Kedai kecil ini berhasil menirunya sedemikian rupa, namun dengan harga yang miring. Wajar saja bila tempat ini ramai di kalangan anak muda. Bahkan dalam ulasannya di Google Maps, hal yang paling dibicarakan dari kedai ini ialah ayam gorengnya. Saya pun mencoba untuk tidak ketinggalan euforia dengan menyambangi kedai estetik ini untuk makan malam.

Langit mendung di petang hari membuat suasana makin sendu. Parkir rapih di luar pagar, saya segera sambangi kasir. Mbak-mbak pramusaji sigap menawarkan menu yang tersedia. Kalau dilihat-lihat, jumlah menu di Jatinangor Cafe Yogyakarta ini lebih sedikit daripada punggawanya di area Universitas Padjajaran. Betul, kafe ini adalah ekspansi dari asalnya di Jatinangor, Sumedang sana.

Dekorasi Jatinangor Coffee Yogyakarta biasa saja laiknya kafe pada umumnya

Tidak banyak meja dan kursi tersedia sehingga tidak disarankan untuk tempat nongkrong (Sumber: Instagram/Jatinangor Coffee)

Ada deretan kursi menghadap jalan raya (Sumber: Instagram/Jatinangor Coffee)

***

Menu di tempat ini terbagi dalam empat kategori. Diantaranya:

A. Coffee

  • Cappucino: Rp. 10.000,-
  • Americano: Rp. 10.000,-
  • Filter V20: Rp. 10.000,-
  • Karlina Latte: Rp. 15.000,-
  • Red Jane: Rp. 15.000,-
  • Apple Peace: Rp. 15.000,-
  • Jatkop Creamy Mouthfeel: Rp. 15.000,-

B. Non-Coffee

  • Sugus Milk Cream: Rp. 15.000,-
  • Strawberry Lemon: Rp. 10.000,-
  • Es Teh Aromatik (Earl Grey): Rp. 15.000,-
  • Lemon Tea: Rp. 10.000,-

C. Artisan Fried Chicken

  • Panas Spicy Mekdi Besar: Rp. 18.000,-
  • Panas Spicy Mekdi Kecil: Rp. 15.000,-
  • Panas Spicy Chicken Strip: Rp. 17.000,-
  • Paket JAVAFOODIE: Rp. 25.000,-

D. Ala Carte

  • Spicy Mekdi Besar: Rp. 15.000,-
  • Spicy Mekdi Kecil: Rp. 13.000,-
  • Spicy Chicken Strip: Rp. 15.000,-
  • ABC Burger: Rp. 15.000,-
  • Spicy Chicken Wrap: Rp. 15.000,-

E. Add On

  • Nasi: Rp. 5.000,-
  • Cheese Sauce: Rp. 3.000,-
  • Scramble Egg: Rp. 5.000,-
  • Spicy Kailan Crispy: Rp. 10.000,-

***

Struk keluar. Berhubung kedai ini relatif ramai pengunjung meski tempatnya sempit, saya cari kursi untuk 2 orang. Ada, terletak di sudut kafe. Beberapa pengunjung ada yang datang beramai-ramai, membuat kafe lekas penuh. Buat yang baru datang dan tidak kebagian tempat terpaksa membungkus makanan atau menunggu di deretan kursi yang berjajar ke arah meja kasir.

Sudah 20 menit berlalu sejak struk keluar. Makanan yang saya pesan tentu saja Panas Spicy Mekdi Besar ditemani Es Teh Aromatik. Sebenarnya saya penasaran dengan paket Javafoodie. Foodblogger kenamaan Jogja ini mungkin meninggalkan kesan pada kedai hingga namanya dijadikan salah satu menu kafe. Minuman yang saya pesan sudah datang lebih dulu, kurang lebih lima menit sejak pesanan dibuat. Karena menunggu kudapan utama, mungkin rasanya akan sedikit berubah karena es sudah dulu mencair.

Saya sih santai. Meski datang sendiri, setidaknya gim di ponsel menunda lapar saya. Sebelum kemari, saya lebih dulu membaca komentar kritis para pengunjung di Google Maps supaya tidak berekspektasi tinggi. Kesimpulannya, memang penyajian makanan relatif lama. 'Mungkin dimasak satu per satu untuk menjaga kualitas citarasa,' batin saya.

Makanan datang. Kurang lebih 25 menit makanan diproses. Segera foto demi foto mengabadikan cantiknya penataan makanan di atas piring keramik kuning pucat ini.

Seporsi Panas Spicy Mekdi Besar

Meski harus menunggu lama, penantian itu terbayar lunas oleh makanan yang membuat puas

Di atas piring, ada ayam spicy (tentu saja), nasi putih, saos sasetan, dan kailan yang digoreng krispi. Begitu tiba, aroma ayamnya benar-benar mirip yang disajikan restoran ternama itu. Persis, pleg! Tepung bumbu yang menyelimuti ayam tidak terlalu tebal dan terasa renyah. Rasa bumbunya pun meresap hingga bagian paling dalam. Begitu mengunyah kulit ayam, rasa gurih terasa abadi di lidah. Mungkin sedikit yang kurang dari ekspektasi saya adalah rasa pedas ayam yang kurang sepedas buatan Mekdi. Okelah bisa ditoleransi, kalau bagian ini subjektif masing-masing orang. Tersaji dalam keadaan hangat, disertai nasi hangat membuat makan makin berselera.

Satu hal yang menjadi kekurangan dari menu ini adalah sausnya yang hanya satu saset. Kalau di Mekdi tentu saja kita terbiasa dengan dispenser saus sehingga bebas menuang semaunya. Buat saya sausnya sangat kurang.

Bagi saya, tentu saja panas spicy seharga kocek pelajar ini worth it

Foodblogger Javafoodie mempopulerkan menu ini sehingga menggeser kopi sebagai menu utama kedai

Es Teh Aromatik dengan resep earl grey benar-benar menenangkan

Bagaimana dengan minumannya? Tentu saja nikmat. Jenis teh yang dipakai untuk menu Es Teh Aromatik adalah teh hitam. Dicampur dengan minyak bergamot (sejenis jeruk), teh yang populer di Inggris ini benar-benar melegakan indera pengecapan dan penciuman saya. Walau porsi minumannya tidak besar, namun cukup untuk menemani menghabiskan ayam spicy yang tersaji.