Empat Remaja Asal Yogyakarta Bersepeda ke Jakarta Ingin Temui Presiden, Minta Hapuskan Omnibus Law
Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Panasnya aspal tak menyiutkan nyali empat remaja asal Yogyakarta ini untuk sampai ke Ibu Kota Negara.
Mereka masih muda, statusnya kini adalah pekerja swasta.
Keempatnya membawa misi besar berupa desakan agar Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) menghapus segera pembahasan Rencana Undang-undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law.
Mereka berangkat dari Yogyakarta Kamis (9/7/2020) malam sekitar pukul 20.15 WIB dari titik nol kilometer, Yogyakarta.
Siang ini keempatnya masih dalam kondisi sehat, dan sedang beristirahat di wilayah Gombong, Kabupaten Kebumen.
Jika selamat sampai Jakarta dalam empat hari kendepan, itu artinya sekitar 523 Kilometer aspal Yogyakarta-Jakarta berhasil mereka taklukan.
Reporter Tribunjogja.com mencoba memastikan perjalanan ke empat remaja itu.
Ketika dihubungi via video call, nampak remaja berambut kriting, berkulit sawo matang, dan mengenakan topi ala petani (caping) itu sedang berteduh di depan pertokoan bersama tiga kawan lainnya.
"Hallo, kami sudah sampai di Gombong, Kebumen. Saat ini sedang beristirahat sembari menanti salat Jumat," sapa Fajar Setyo Nogroho, melalui sambungan video call, Jumat (10/7/2020).
Tribunjogja.com meminta Fajar agar ke tiga kawannya diperkenalkan. Tak disangka, mereka masih muda semua.
Johan Ferdian Juno (23), Pepe Hidayat (26) serta satu kawan lainnya Riko Lesmana (26).
![]() |
Empat pesepeda asal Yogya telah tiba di Gombong, Kebumen |
Saat ditanya siapa orang pertama yang ingin ditemui ketika telah sampai di Jakarta, Fajar mengatakan ia ingin bertemu Ketua DPR RI dan Presiden Joko Widodo.
Pria yang bekerja disalah satu bengkel pengelasan di Yogyakarta ini menargetkan empat hari untuk sampai ke Jakarta dengan bersepeda.
Ketika ditanya bekal apa yang ia bawa, Fajar menyampaikan hanya membawa botol air minum serta beberapa pakaian.
"Uang juga tak bawa, hanya botol berisi air putih. Urusan makan nanti gampanglah, pasti ketemu saja orang baik. Yang penting tekad saya kuat, untuk mendesak DPR Supaya RUU Omnibus Law dihapuskan," tuturnya.
Bagi keempat remaja ini, perjalan bersepeda dengan hajat besar seperti saat ini baru dialami pertama kali.
Sepanjang perjalan, Fajar dan teman-temannya juga membagi-bagikan selebaran berupa gagasan penolakan RUU Omnibus Law kepada warga yang melintas.
Rute yang mereka tempuh, yakni dari Jogja-Kulonprogo-Purworejo-Kebumen-Banyumas- Aji Barang-Brebes-Cirebon-Indramayu-Karawang-Bekasi, dan terakhir Jajarta.
"Kami baru akan memulai perjalanan via pantura saat sampai ke Brebes. Targetnya besok pagi harus sampai di Brebes," tegasnya.
Sebagai selingan perbincangan, sesekali Fajar menghisap rokoknya. Candaan riuh terdengar sama-samar nyelethuk dari ketiga kawannya.
Ketika tak mendapat akses untuk menemui wakil rakyat dan juga Presiden, Fajar tak merasa bingung.
Karena ia mengatakan, di Jakarta dirinya juga akan bergabung dengan serikat yang menolak RUU Omnibus Law. Rencananya 16 Juli nanti mereka akan menggelar aksi.
"Ada juga teman-teman di sana yang menunggu. Misinya sama, mendesak supaya RUU Cipta Kerja ini dihapuskan," tuturnya.
Sampai pukul 13.45 WIB mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Banyumas.
"Harapannya pak presiden mau menemui kami," tegasnya. (*)
Posting Komentar